Bulan Agustus merupakan bulan penuh kebanggaan dan kemeriahan bagi bangsa Indonesia. Sang Merah Putih berkibar dimana-mana. Di tingkat provinsi hingga RT/Dusun, 2-3 bulan sebelumnya bahkan sudah membentuk panitia untuk menyiapkan agenda khusus dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke 78. Mulai dengan merekrut anggota paskriba hingga merencanakan berbagai perlombaan untuk menyemarakannya.
Dari segala seluruh penjuru negeri, bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan Tak terkecuali Kota Larantuka. Merdeka dalam bahasa sansekerta berarti terbebas dari belenggu (kekangan), aturan dan kekuasaan dari pihak tertentu. UNICEF melalui mitra implementasi yakniYayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) yang berkolaborasi juga dengan Dinas Kesehatan berkomitmen untuk membebaskan stigma menstruasi yang beredar di masyarakat, bahwa remaja peduli pada kesehatan menstruasi dan terbebas dari belenggu stigma yang selalu disampaikan secara turun-menurun sejak remaja mulai mengalami menstruasi.
Sejak pukul 14.00 WITA, puluhan ribu warga Kota Larantuka sudah berjejaran dan memadat di sepanjang jalan menyaksikan karnaval yang digelar pemerintah kabupaten Flores Timur yang bertema nasional “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”. Kegiatan ini dibuka oleh Penjabat Bupati Kabupaten Flores Timur Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si.
Peserta karnaval terdiri dari tingkat kober (kelompok belajar) hingga tingkat SMA/SMK bahkan beberapa Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) turut meramaikan kemeriahan ini. Dinas Kesehatan salah satunya, mendukung kegiatan ini sambil mengkampanyekan tentang Kesehatan Menstuasi melalui selebaran dan Baliho berisikan pesan tentang Remaja Peduli Kesehatan Menstruasi dan Aplikasi Oky demi mewujudkan sanitasi yang inklusif melalui STBM Gedsi.
Tak hanya membagikan selebaran, Yosepha B. Kumanireng salah seorang Fasilitator Kabupaten Manajemen Kesehatan Menstruasi dan Aplikasi Oky menyempatkan untuk menjelaskan tentang menstruasi sehat dan Aplikasi Oky di sela-sela jeda perjalanan. Remaja yang sedang menonton, antusias mendengarkan penjelasan yang disampaikan.
Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) menitipkan pesan melalui baliho tentang menstruasi sehat dan bahaya gigitan hewan rabies. Pesan ini bermakna agar remaja selalu peduli dengan kesehatan menstruasi dan merdeka dari stigma yang masih beredar di masyarakat.
Acara ini berakhir sekitar pukul 21.00 WITA. Tak heran demikian karena sejak dua tahun terakhir karnaval tidak dilakukan karena covid. Peserta maupun warga Larantuka yang menonton sangat antusias. Berbagai isu seperti stunting, makan pangan lokal, menjaga laut, human trafficking, kekerasan seksual hingga keberagaraman pun disuarakan sepanjang jalan kota Larantuka.***(Penulis : Avilla Riwu)