Yustinus Boro Huko – 25 Maret 2024, 14:07 WIB
SuaraLamaholot.com – Lembaga Internasional ‘Catholic Relief Series’ (CRS) yang fokus bergerak dalam misi kemanusiaan, kembali meluncurkan program Correct (Community Resilience to Recurring Catasthropes) dengan tema kegiatan “Peningkatan Ketahanan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana yang Berulang di Kabupaten Flores Timur” guna penguatan kapasitas masyrakat dalam penanganan resiko bencana dan ekonomi masyarakat. Kegiatan peluncuran program CRS ini berlangsung di Hotel Sunrise, Kelurahan Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Senin 25 Maret 2024. Dalam kegiatan ini terlihat juga dihadiri oleh Penjabat Bupati Flores Timur atau yang mewakili, serta pimpinan-pimpinan OPD di Kabupaten Flores Timur. Melanjutkan keberhasilan sebelumnya, CRS Indonesia Kembali Membantu Masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana yang kerap berulang di Flores Timur Melalui program Proyek CORRECT ini.
Diketahui setelah tiga tahun berjalan mendukung kerja pemerintah daerah mengurangi risiko bencana di Flores Timur dan belajar dari keberhasilan program-program CRS di Kabupaten Flores Timur yaitu FloDESA pada tahun 2021-2023 dan INCIDENT mulai dari tahun 2022 sampai dengan sekarang. Kini Catholic Relief Services (CRS) Indonesia akan kembali melanjutkan kerjanya di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Proyek CORRECT (Community Resilience to Recurring Catastrophes). Sementara itu, terkait proyek yang akan dijalankan selama tiga tahun di 5 desa terdampak erupsi Gunung Lewotobi ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana yang kerap berulang.
Diketahui peluncuran hari ini dimaksudkan untuk memperkenalkan ProyekCORRECT dan sekaligus menyusun rencana kerja tahunan, sebagaimana diamanatkan dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara CRS-USCCB dengan Kementerian Sosial Ri bahwa program CRS harus sejalan dengan rencana pembangunan pemerintah daerah dan dalam pelaksanaannya harus bekerjasama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Seperti dalam pelaksanaan Proyek Flodesa 2021-2023 lalu, CRS Indonesia akan meneruskan kerja sama dengan pemerintah daerah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Sosial, BPBD, Dinas pertanian, PPL, Tagana, dan OPD terkait lainnya. Selain itu CRS Indonesia juga akan terus melanjutkan kolaborasi dengan mitra lokal yang telah terbukti memiliki pengalaman bekerja di tingkat komunitas wilayah sasaran. Dalam pelaksanaan proyek CORRECT ini CRS Indonesia akan meneruskan kerja sama yang sudah berjalan baik dengan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) di Kabupaten Flores Timur.
Proyek yang didanai oleh Margareth A. Cargill Philantrophy (MACP) ini telah memasuki fase ke IV dan fokus pada penguatan kapasitas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) masyarakat dan pemerintah daerah. Proyek CORRECT mendukung upaya masyarakat dalam melakukan penganekaragaman mata pencarian, mendorong antisipasi dan pemulihan ekonomi paska bencana melalui simpan pinjam internal komunitas (SILC-saving and internal landing communities), serta mengenalkan solusi mata pencarian alternatif. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan inklusi dan partisipasi bermakna dari kelompok rentan. Menanggapi hal ini Yerni Suryani selaku Country Manager CRS Indonesia, mengatakan bahwa pentingnya kolaborası, peran dan keselarasan dalam menjalankan program pembangunan. “CORRECT dirancang selaras dengan program pembangunan di Kabupaten Flores Timur, terutama terkait pengurangan risiko bencana dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Masyarakat memiliki kapasitas dan wewenang untuk membangun diri sendiri. Proyek CORRECT akan membantu masyarakat mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki dan mengembangkannya sehingga mampu mengambil peran kunci dalam usaha pengurangan risiko bencana serta dalam merespons bencana yang terjadi di wilayah masing-masing,” terang Yerni.
Proyek CORRECT diluncurkan secara simbolis oleh Penjabat Bupati Kabupaten Flores Timur, Doris Alexander Rihi yang diwakili turut menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan yang diberikan MACP dan CRS Indonesi. “Saya sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh MACP dan CRS Indonesia. Dukungan yang diberikan telah memberikan dampak nyata yang dapat dilihat dari terus meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di wilayah kami,”ungkap Doris Rihi.
Di akhir kegiatan ditutup dengan meminta persetujuan dari semua peserta yang hadir terhadap rencana kerja tahunan yang telah disusun bersama.
Profil Singkat CRS
Lembaga Catholic Relief Service (CRS) merupakan lembaga kemanusiaan dan pembangunan internasional yang dibentuk oleh Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat (USCCB) pada tahun 1943. CRS yang berbasis di Amerika Serikat dan bekerja di lebih dari 100 negara di seluruh dunia untuk membantu masyarakat miskin dan rentan tanpa memandang ras, kepercayaan atau kebangsaan.
CRS juga telah bekerja di Indonesia sejak 1957, melalui Memorandum Saling Pengertian (MSP) dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk membantu masyarakat menjadi lebih mandiri dan tangguh melalui pelaksanaan program di bidang pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, peningkatan mata pencarian, hunian yang aman dan bantuan kemanusiaan pasca bencana.
Bahkan CRS bekerja sama dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dalam melaksanakan programnya, dan mendorong terciptanya kepemimpinan di tingkat lokal.
CRS juga sangat familiar dengan masyarakat daratan Flores Timur dari program-progamnya baik pelatihan kebencanaan dan sosial dan pemberdayaam ekonomi masyarakat di Flores Timur. Untuk informasi resminya bisa megecek di Helmi Hamid, Program Manager CORRECT, helmi hamid@crs.org atau Shinta Syafariah, Communications Officer CRS Indonesia, shinta svafariah@crs.org, 08111757243.***
Editor: Yustinus Boro Huko, bersumber dari Press Rilis
Sumber: Suara Lamaholot