Desa Boru, 11 Mei 2024, Yayasan Pengakajian dan Pengembangan Sosial(YPPS) bersama Catholic Relief Services (CRS) dalam Proyek CORRECT(Community Resilience to Recurring Catastrophic) atau Ketahanan Masyarakat terhadap Bencana yang Berulang, melakukan Lokakarya pembentukan Kampung Siaga Bencana(KSB) bertempat di Aula Kantor Desa Boru. Lokakarya ini melibatkan 36 peserta dari semua perwakilan kelompok di desa Boru diantaranya; Aparat desa, Kelompok Tani, keterwakilan kelompok Perempuan, Orang Muda Katolik dan Karangtaruna sebagai perwakilan dari anak muda, Toko Masyarakat, Tokoh umat(Agama) dan keterwakilan secara wilayah.
Kegiatan ini diawali dengan penyajian beberapa materi pengantar seperti: Pengantar KSB dan Pengurangan Risiko Bencana yang Inklusif. Terkait dengan materi Pengantar KSB disampaikan oleh Ibu Magdalena Rianghepat sebagai Koordiantor program di YPPS. Ada beberapa point penting yang dipaparkan oleh ibu yang akrab dipanggil Magda ini seperti Pentingnya KSB, Tujuan KSB, Prinsip KSB,Tugas dan Fungsi KSB serta visi dan misi KSB.
Paparan tentang Pengurangan Risiko Bencana(PRB) yang Inklusif disampaikan oleh ibu Maria Theresia Bengang sebagai Fasilitator desa di YPPS. Pada sesi ini ibu Maria memberikan penjelasan tentang Konsep manajemen penanggulangan bencana dan inklusi soial. Inklusi Sosial dalam PRB yaitu pendekatan pada pentingnya keterlibatan semua masyarakat tanpa pembedaan. Pendekatan ini memastikan setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Selain dua materi diatas terdapat agenda pemetaan stakeholders. Kristianus Jaya juga sebagai fasilitator di YPPS memfasilitasi pemetaan stakeholders ini. Tujuan pemetaan stakeholders adalah untuk mengidentifikasi kelompok atau organisasi maupun instansi yang terlibat dalam urusan pengurangan risiko bencana pada fase sebelum bencana, saat dan sesudah bencana.
Pembentukan KSB dan penandatanganan Berita Acara merupakan puncak dari kegiatan ini. Kepala desa Boru kecamatan Wulanggitang, Alfonsus K. Soge memberikan apresiasi kepada YPPS bersama CRS/ID atas pemilihan desa Boru sebagai desa Sasaran Program. “Bencana di desa boru bukan cuman bencana erupsi tapi masih banyak lagi bencana lain yang ada di sekeliling kita seperti banjir, longsor , gempa bumi dan masih banyak ancaman bencana lain yang selalu mengintai kegidupan dan penghidupan kita. Apresiasi dari kami desa Boru atas pembentukan kampung siaga bencana desa (KSB) kepada YPPS bersama mitranya CRS. Kami berharap desa Boru dapat belajar dan memahami alur, konsep, dan arahnya kegiatan ini”
Apresiasi juga datang dari peserta perwakilan Lembaga Pemangku Adat bapak Ben Soge melihat pengalaman mengalami kejadian erupsi gunung Lewotobi Januari 2025 lalu dengan ajakan untuk Masyarakat. “Dengan adanya program dari CRS yang kerja sama dengan YPPS kita harus dukung penuh kegiatan ini karena dengan pengalaman erupsi kemarin, kita tidak punya pengetahuan dasar mengenai kebencanaan dan tidak ada tim KSB di desa kita sehingga di saat itu kita semua lari tak tau arah padahal kita masih di bilang aman jauh dari resiko erupsi tapi karna kepanikan saat itu kita seperti orang yang tidak terkendali”. ***Penulis: Maria Theresia Bengang/ YPPS. Editor: SP Pati Hokor/YPPS