Flores Terkini – 20 Mei 2025, 07:45 WIB

FLORES TERKINI – Dalam upaya memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi potensi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) bekerja sama dengan Catholic Relief Services (CRS) menyelenggarakan pelatihan Community-Led Disaster Risk Management Plus Protection (CLDRM+). Kegiatan ini merupakan sebuah pendekatan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat yang inklusif. Peserta kegiatan mencakup warga Desa Bokang dan Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelatihan berlangsung selama lima hari, sejak 19 hingga 23 Mei 2025, dan dipusatkan di kantor YPPS, Waibalun, Larantuka, Flores Timur. Sebanyak 21 peserta mengikuti kegiatan ini, terdiri dari 10 warga perwakilan desa, 3 staf CRS, dan 8 staf YPPS.
Bambang Witjaksana, Project Officer PAR IV – CORRECT Project dari CRS menjelaskan, pelatihan ini sangat penting mengingat Bokang dan Kobasoma telah menjadi lokasi pengungsian resmi bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi.
“Ke depan, kemungkinan besar kedua desa ini akan kembali menjadi tempat evakuasi. Maka perlu ada peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan warga dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.

Program ini juga merujuk pada praktik baik dari Desa Konga, salah satu desa dampingan CRS dan YPPS. Di desa ini, Tim Kampung Siaga Bencana (KSB) telah dibentuk dan diberdayakan melalui pelatihan seperti pertolongan pertama gawat darurat, evakuasi korban, manajemen dapur umum, pos dan logistik. “Pada erupsi pertama, warga pasif. Tapi pada erupsi kedua, KSB Konga menunjukkan respon cepat dan tepat. Mereka sudah tahu peran dan fungsinya. Inilah yang disebut sister village approach,” terang Karolus K. Ola, staf YPPS.
Menurut Karolus, pelatihan ini menjadi bekal penting agar para peserta, khususnya calon fasilitator, mampu melaksanakan kajian risiko bencana berbasis komunitas plus inklusi di desa masing-masing. CLDRM+ bukan hanya metode teknis, tetapi sebuah pendekatan yang melibatkan semua elemen sosial termasuk kelompok rentan dalam setiap tahapan, mulai dari identifikasi ancaman hingga pemantauan rencana aksi. Pendekatan ini juga memasukkan aspek perlindungan, inklusi, dan keberlanjutan sistem peringatan dini berbasis lokal.
Lewat program ini, CRS dan YPPS mendorong munculnya desa tangguh yang tidak hanya siap menghadapi bencana, tetapi juga mampu bangkit dan beradaptasi.***
Penulis: Toney Tukan
Editor: Ade Riberu
Sumber :FloresTerkini.com https://floresterkini.pikiran-rakyat.com/lokal/pr-279344235/wujudkan-desa-tangguh-bencana-ypps-dan-crs-latih-warga-bokang-wolomatang-dan-kobasoma-lewat-metode-cldrm?page=2