
Silc Sesungguhnya dimaknai sebagai simpan pinjam komunitas. Kelompok dampingan YPPS untuk untuk isu energi terbarukan kerjasama Oxfam di Indonesia Desa Bantala telah menutup siklus pertama.
Nama Kelompoknya Wolosina Watoboki yang beranggotakan 20 orang. Kelompok yang di dominasi oleh perempuan 16 orang ini berhasil membukukan aset pada akhir siklus sebesar 53,8 Juta Rupiah.
Ibu Lusia Sogen pemilik Aset terbesar yakni 3,9 Juta Rupiah. Uang Sebesar itu terkumpul dari setiap anggota yang menyetor dana simpanan minimal Lima Ribu Rupiah setiap transaksi mingguan berdasarkan mekanisme Kelompok.
Menurut mama Lusia Uang tersebut dia gunakan untuk memperbaiki Lumbung pangan mereka. “Uang ini kami gunakan untuk memperbaiki Lumbung yang kini sudah rusak terutaman pada atapnya” jelas mama Lusia.
Berbeda dengan Mama Lusia, Bapak Karolus memberi tanggapan yang postif dari adanya pelaksanaan Simpan pinjam ini. “Silc ini ibarat Bank sendiri pakepun sendiri. Kalau uang ini disimpan dirumah maka uang ini tidak ada sudah, mungkin untuk beli rokok. Dengan disimpan disini buktinya ada uang”
Diakhir siklus ini berdasarkan dokumen hasil rekapan Bapa Karolus Liwun menggunakan nama Istrinya sebagai Anggota memiki total Aset Rp 2,6 juta rupiah.
Dari 20 anggota Silc Wolosina Watoboki, Aset terkecil berada pada angka 1.2 Juta Rupiah. Jika dirata-ratakan Aset anggota SilK pada siklus pertama ini sebesar 2,6 juta rupiah.
Total dana simpanan dan Bunga masing-masing sebesar 52,6 Juta rupiah dan 1,025 Juta Rupiah. Pembayaran denda bagi anggota yang melanggar konstitusi totalnya 102 Ribu rupiah, hingga total aset mereka Sebesar 53,8 Juta Rupian.
Moment Penutupan ini sekaligus pemilihan pengurus Silc yang baru. Ketua sebelumnya ibu Yuliana Peni Hewen dan dan Yang baru terpilih ibu Yosefina Hortensia Liwu
Penulis: SP Pati Hokor/ypps
sumber Informasi: Titin Lamawato dan Benyamin A Kedang