Paulina Labina/ Reportase NTT

REPORTASENTT.COM, LARANTUKA- Pemerintah Kabupaten Flores Timur menegaskan perlunya terobosan energi baru menyusul meningkatnya ketergantungan terhadap energi fosil.
Hal ini disampaikan langsung oleh Asisten II Bupati Flores Timur, Adrianus Banga Lamablawa, dalam diskusi terbuka bertema “Dari Matahari ke Dapur: Energi Bersih, Perempuan Tangguh, Ekonomi Tumbuh” yang digelar Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) di Taman Kota Larantuka, Senin (30/6/2025) sore.
Dihadapan pegiat lingkungan, akademisi, tokoh masyarakat, serta perwakilan pemerintah desa, Adrianus mengungkapkan bahwa ketergantungan pada energi fosil semakin tidak relevan dan beresiko tinggi bagi stabilitas ekonomi dan lingkungan daerah.
“Kita tidak bisa lagi bergantung pada energi fosil. Ancaman krisis bukan hanya karena cadangan menipis, tetapi juga karena konflik geopolitik dan ketidakseimbangan pasokan global,” ujarnya.
Adrianus juga mengulas kembali rencana lama pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut di wilayah Flores Timur. Namun, ia menilai wacana tersebut belum siap untuk direalisasikan karena minimnya kajian teknis.
“Wacana itu masih jauh dari kata realistis karena belum didukung studi kelayakan yang memadai,” kata Adrianus. Ia menekankan pentingnya berpikir realistis dan bertumpu pada potensi yang sudah terbukti memberi dampak langsung kepada masyarakat.
Perempuan Jadi Penggerak Perubahan
Dalam forum yang sama, Adrianus memberikan apresiasi khusus terhadap inisiatif YPPS lewat program “We For Jet” (Women for Just Energy Transition). Selama dua tahun terakhir, program ini telah diterapkan di enam desa dampingan di Flores Timur, dengan fokus pada pemanfaatan energi surya untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha kecil.
Yang menarik, kaum perempuan menjadi ujung tombak pelaksanaan program ini.
“Perempuan bukan hanya penerima manfaat, tetapi penggerak utama dalam perubahan energi di desa. Mereka memanfaatkan energi surya untuk pengering hasil pertanian dan produksi alternatif seperti periket,” jelasnya.
Menurutnya, kehadiran energi bersih berbasis tenaga surya telah membawa perubahan nyata. Di antaranya efisiensi waktu kerja, peningkatan mutu produksi pertanian, dan pengurangan ketergantungan terhadap minyak tanah maupun kayu bakar.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur, kata Adrianus, berkomitmen mendorong terbentuknya ruang-ruang dialog terbuka seperti yang digagas YPPS.
Ia menyebut forum tersebut sebagai “ruang belajar bersama” yang sangat dibutuhkan untuk menciptakan transformasi energi yang adil dan inklusif.
“Inilah saatnya kita dengarkan suara perempuan, belajar dari mereka, dan dukung mereka sebagai agen perubahan di sektor energi dan ekonomi,” tegas Adrianus.
Diskusi terbuka YPPS kali ini memberi pelajaran penting bahwa masa depan energi Flores Timur tidak harus bertumpu pada teknologi canggih atau proyek-proyek besar.
Justru, komunitas kecil di pedesaan, khususnya para perempuan, telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari dapur mereka sendiri.
Program “We For Jet” dinilai mampu menjawab tantangan energi dan ketahanan ekonomi rumah tangga secara bersamaan, sekaligus mendorong peran perempuan dalam agenda transisi energi berkelanjutan.
Sumber: Repostase NTT
https://www.reportasentt.com/news/561386440/asisten-ii-bupati-flotim-bongkar-fakta-energi-fosil-puji-peran-perempuan-dalam-energi-terbarukan?page=2