Rabu, 28 September 2022, bertempat di Balai Rakyat Serba Guna desa Mokantarak kecamatan Larantuka kabupaten Flores Timur dilaksanakan peluncuran dan sosialisasi program Increasing Resiliency through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction In Nusa Tenggara disingkat INCIDENT.
Di tingkat kabupaten Program Peningkatan Ketahanan melalui Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan resiko bencana di Nusa Tenggara ini telah diluncurkan oleh Penjabat Bupati Flores Timur diwakili Kepala Dinas Sosial di Sunrise Hotel pada 20 September 2022.
INCIDENT merupakan program kemitraan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) Bersama Catholic Relief Services (CRS) Indonesia. Di kabupaten Flores Timur Program INCIDENT, akan dimplementasikan dilima desa sasaran, diantaranya; DesaMokantarak Kecamatan Larantuka, desa Blepanawa dan Lewomuda di kecamatan Demon Pagong, desa Bliko di kecamatan Wotan Ulumado dan desa Bugalima di kecamatan Adonara Barat.
Acara peluncuran dan sosialisasi Program INCIDENT di desa Mokankarak dibuka oleh Camat Larantuka yang diwakili bapak Ambrosius Kerans selaku Seketrais camat. Peserta yang Hadir dalam acara ini terdiri dari beberapa perwakilan stakeholder yakni; perwakilan Gapoktan, kelompok Dasawisma, Kelompok Arisan, Gapokhut, Nelayan, Petambak Garam, Linmas, Guru, Difabel, Babinkamtibmas, Bidan Desa dan PPL(Penyuluh Pertanian Lapangan). Tak terkecuali perwakilan CRS bapak Januar Yawa Bala sebagai District Program Officer di Flores Timur.
Dalam sambutannya Bapa Januar menyarankan adanya kerja sama, terbuka dan rendah hati. “Makna kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta (NGO) bahwa demi kemajuan dan kebaikan bersama kita harus bekerja sama, dan terbuka serta rendah hati dengan pihak lain. CRS sebagai lembaga kemanusiaan internasional telah bekerja di semua negara atas dasar kebutuhan.
Diakhir sambuatannya Bapak Januar mengharapkan adanya saling belajar dengan komunikasi yang baik agar program ini berjalan lancar dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. “kita bisa sama sama belajar untuk bisa melakukan yang terbaik melalui sharing dan pembelajaran. Maka perlu ada komunikasi yang baik agar program ini berjalan lancar dan lebih bermanfaat bagi masyarakat agar program ini berjalan lancar dan lebih bermanfaat bagi masyarakat sasaran”.
“Tujuan dari program INSIDENT adalah meningkat dan memperkuat kapasitas masyarakat agar secara efektif mampu mempersiapkan dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim dan bencana melalui praktik pertanian yang lebih baik. Jelas bapak Liberius Langsinus atau disapa Bung Sila Sebagai Fasilitator desa di Mokantarak. “Program ini memiliki tiga keluaran yaitu pertanian cerdas iklim, pengurangan resiko bencana dan ketahanan finansial, yang dilaksanakan selama 18 bulan ke depan. Sambung Bung Sila.
Mokantarak OKE
Hadir mewakili YPPS, Bapak Melky Baran menggambarkan tantangan petani Flores Timur saat yaitu bertani tebas bakar. Petani juga belum mengenal secara baik teras penahan humus tanah agar tidak hanyut disaat hujan. Sudah pasti saat musim kering tanah menjadi gersang dan kerdil. Budaya Bertani demikian menyebabkan petani selalu berpindah-pindah. Petani belum menemukan inovasi-inovasi baru sebagai bentuk adaptasi serta pengetahuan tentang perkiraan curah hujan yang terbatas. Akibatnya biaya/ongkos berkebun menjadi mahal dan hasil panen menurun.
Menurut direktur YPPS Pertanian regeneratif adalah pola Bertani adaptif iklim yaitu dengan tidak membakar dan tidak membersihkan semua sampah organik di kebun sampai permukaan tanah kebun terbuka. Petani bisa memanfaatkan sampah organik sebagai mulsa kebun. Bagian tanah kebun yang diolah, digali, digemburkan dan dibersihkan adalah pada titik tanah yang akan ditanami tanaman.
Ada dua metode pengolahan tanah yakni olah lubang dan olah jalur. Olah lubang untuk jenis tanaman dengan jarak di atas 50 cm seperti jagung dan kacang-kacangan. Sedangkan metode olah jalur untuk tanaman yang ditanam pada jarak di bawah 50cm seperti padi dan lain-lain
Melihat kondisi geografis Desa Mokantarak dengan tanah yang kering dan berbatu, berbukit-bukit dan terjal Bung sila menjadikan ini adalah sebuah tantangan tersendiri. Menurutnya manusia diberi akal untuk berpikir inovatif dan bertindak kreatif dalam mensiasati perubahan iklim dan kebencanaan. Semangat Bung Sila dalam menjalankan program ini hingga ia merumuskan sebuah tagline yang ia jadikan sebagai penyemangat yakni Spirit Mokantarak OKE yaitu Optimis Kunci suksEs.
Semangat Warga Desa Mokantarak yang hadir dalam Peluncuran Program INSIDENT ini Bung Sila jadikan Pembelajaran yang dibuktikan dengan kehadiran melebihi undangan. Ada 50 yang diundang namun hadir sebanyak 59 orang. Menurut Bung Sila sebaik apa pun design programnya jika masyarakat sasaran apatis, maka sia-sialah sebuah program. Sikap antusias peserta adalah representasi awal yang baik untuk menuju perubahan.