
Rabu, (12/10/2022) Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Aula Kantor Desa Lewomuda, kecamatan Demon Pagong, kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan ini dibuka oleh Elias Lamanepa, Monitoring Evaluasi Accountability Learning (MEAL) dalam program INCIDENT. Dihadiri oleh Field Facilitator, aparat desa, PPl, ketua Gapoktan dan perwakilan kelompok tani sebanyak 21 orang.
FGD ini dilaksanakan guna mengidentifikasi benih lokal, ketersediaan benih, penyimpanan dan proses seleksi.
Lewomuda dan Sistem Pengolahan Lahan
Seperti yang diketahui bahwa sistem pertanian di Flores Timur dalam proses pengolahan lahan umumnya menggunakan cara potong/tebas dimana lahan baru dibersihkan lalu dibakar. Akibatnya petani harus selalu berpindah-pindah sehingga tanpa sadar kegiatan pertanian turut menjadi penyumbang gas terbesar kedua setelah kegiatan perusakan hutan karena berpindah berarti membuka kembali lahan baru dan harus merusak hutan.
Dampaknya terjadi perubahan iklim seperti perubahan cuaca yang menyebabkan gagal panen kerusakan ekosistem, debit air menurun dan curah hujan yang tidak stabil.
Inovasi Pertanian Regeneratif
FGD ini juga bertujuan untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi desa Lewomuda sekaligus menawarkan inovasi dengan menerapkan sistem pertanian regeneratif. Dalam pertanian regeneratif akan diterapkan sistem pengolahan tanah dengan tidak membakar dan tidak membersihkan semua sampah organik di kebun.
Sebaliknya sampah organik dijadikan sebagai mulsa organik kebun dan sistem terasering. Terasering bertujuan untuk menahan humus tanah yang dibawa air saat musim hujan sedangkan mulsa berguna untuk menahan erosi tanah, menghambat pertumbuhan gulma, menjaga kelembapan tanah.
Bangun Kesadaran Petani Lewomuda

Elias mengakhiri materi FGD dengan sebuah pertanyaan refleksi terkait sumbangsih petani pada tanah yang sudah memberikan hasil
Bapak Agustinus Sina Kiwan, anggota kelompok tani 6 Suka Maju memberikan tanggapan terkait pertanyaan yang dilontarkan dengan ucapan terimakasih kepada YPPS atas sosialisasi tentang pertanian regeneratif. Karena metode pertanian ini dapat mengembalikan kesuburan tanah.***(Penulis: Petrus Rikardo Boki Tukan/Editor: Avilla Riwu)