
Rangakain acara pembukaan kegiatan konsultasi publik (Dari Kiri : Petra Wacana – Konsultan, Abdur Razak Jakra – Asisten I dan Januar Bala Lamablawa – District Project Officer CRS)
Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) menggelar konsultasi publik guna mendiskusikan kembali draft dokumen RPKB dan Rencana Kontijensi Gempa Bumi serta Banjir Bandang. Selain mendiskusikan draft, peserta yang terlibat diantaranya OPD. Dandim 1624 Flotim, Kapolres Flotim, Akademisi, BMKG, Lembaga Keuangan, FPRB, dan Kades melakukan reka kejadian Gempa yang berpotensi Tsunami.
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Sunrise Larantuka, selama dua hari yakni di tanggal 24-25 Oktober 2023. Hari pertama kegiatan dibuka oleh Asisten I, Abdur Razak Jakra, SH. Ia membacakan sambutan Penjabat Bupati Flores Timur, Alexander Doris Rihi, M.Si, terkait pentingnya dokumen RPKB dan Renkon guna menjadi acuan untuk masyarakat di Flotim dalam upaya mitigasi terhadap resiko yang timbul.
Dokumen Rencana Kontigensi memuat beberapa hal terkait tujuan pelaksanaan operasi tanggap darurat berdasarkan resiko dan dampak kejadian, skenario kejadian dan dampak berdasarkan kajian ilmiah, tindakan operasional saat tanggap darurat serta tugas dan tanggung jawab berbagai pihak secara terintegrasi dan terpadu.
Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB) dan Rencana Kontigensi (Renkon) biasanya dilaksanakan pada tahap pra bencana, baik itu saat sedang tidak terjadi bencana maupun saat sedang dalam ancaman potensi bencana.
Dalam sambutannya pula Penjabat Bupati Flotim berharap, dokumen RPKB dan Renkon bermanfaat sebagai panduan untuk mempersiapkan kapasitas masyarakat khususnya yang berada di wilayah rentan atau yang memiliki ancaman baik itu banjir bandang maupun gempa bumi.
Di akhir sambutannya, Penjabat Bupati Flotim mengajak masyarakat menjadi bagian dari program pemerintah daerah yakni Gerakan Nona Sari Setia (No Nasi Satu Hari, Tetap Sehat, Bahagia dan Aman) yang memanfaatkan keberagaman pangan lokal selain beras guna mennyikapi upaya mitigasi sehingga dapat meminimalisir resiko ketika bencana timbul.
Sementara itu, di hari kedua para peserta yang terlibat melakukan reka kejadian Gempa, mulai dari informasi dari BMKG ditanggapi oleh Penjabat Bupati dan diteruskan pesannya kepada BPBD sampai ke tingkat masyarakat. Terkait upaya yang lakukan oleh setiap dinas OPD hingga masyarakat dan upaya menindaklanjuti informasi bencana yang diinformasikan oleh BMKG.

Proses simulasi transfer informasi dan gladi ruang SOP ancaman bencana oleh seluruh peserta
Dari hasil simulasi kebencanaan Asisten I menanggapi beberapa diantaranya perlu adanya pemahaman yang baik terhadap isu kebencanaan supaya transfer informasi dapat dilakukan secara baik karenanya didukung dengan edukasi kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih peka terhadap isu ancaman bencana. Selain itu, setiap kita secara responsif mampu melakukannya meski tanpa ada arahan atau petunjuk sebelumnya, melainkan dengan sendirinya bisa mengambil langkah-langkah yang pelu untuk menyikapi ancaman kebencanaan yang terjadi.
“Saya berkali-kali menegaskan kepada BPBD agar kerjasama yang sudah terjalin baik dengan NGO terutama CRS dan YPPS selalu ada bersama kita agar mengcreate berbagai kegiatan yang kita pandang perlu memberi informasi yang lebih luas kepada masyarakat untuk ke depannya karena mau tidak mau posisi kita yang berada dalam ring of fire bisa menjadi ancaman berbagai bencana alam baik itu gempa, banjir bandang, lentusan gunung berapi maupun bencana lainnya” tuturnya

Arahan sekaligus penutupan kegiatan konsultasi publik oleh Asisten I, Abdur Razak Jakra usai gladi ruang SOP Gempa Berpotensi Tsunami
Simulasi hari ini merupakan sebagian kecil dari kejadian real saat bencana terjadi yakni bagaimana kecepatan penyampaian informasi berdasarkan peringatan yang disampaikan oleh BMKG hingga ke level masyarakat. Terkait upaya dan penanganan serta pergerakan setiap instansi baik itu melaksanakan arahan maupun bertindak sendiri menangani situasi saat bencana sedang terjadi. Terlebih di situasi genting yang berkaitan dengan penyelamatan korban hingga proses rehabilitasi. Karena itu segala ssuatu yang dikerjakan seharusnya sudah berdasarkan data
Selain, tindakan aspek moral pun perlu diperhatikan bahwa yang menjadi hak orang lain tidak tersampaikan dengan baik kepada yang bersangkutan
Mengakhiri rangkaian kegiatan yang dilakukan selama dua hari, Asisten I Abdur Razak Jakra menutup sambutannya dengan menyampaikan apresiasi kepada CRS dan YPPS terkait kerjama bersama BPBD dalam pendampingan yang berkaitan dengan ancaman kebencanaan. ***(Penulis : Avilla Riwu)