Desa Lewomuda, salah satu dari 7 Desa di kecamatan Demong Pagong. Jumad, 09 September 2022, bertempat di aula pertemuan Desa Lewomuda, berlangsung Sosialisasi Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) bersama masyarakat. Dalam kesempatan itu disosialisasikan juga Program INCIDENT (Increasing Resiliency Through Climate Change Adaptation (CCA) and Disaster Risk Reduction (DRR) In Nusa Teenggara , kerja sama Catholic Relief Service (CRS) dan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) yang salah satu desa sasarannya adalah desa Lewomuda. Tiga keluaran program Incident yang disosialisasikan adalah Disaster Risk Reduction (DRR), Agriculture, dan Micro Finance.
Tim YPPS berjumlah 9 orang dipimpin Magdalena Rianghepat selaku Koordinator Program YPPS bersama teman-teman staf lainnya. Terkait dengan DRR, Magdalena Rianghepat mengatakan pengurangan resiko bencana dalam hal ini akan dibentuk tim siaga bencana desa untuk menghindari dan meminimalisir korban jiwa dan kerusakan akibat bencana, akan diterapkan pertanian selaras alam untuk mengurangi input penggunaan bahan kimia yang merusak tanah dan menghidupkan kembali pola kebiasaan lama yaitu gotong royong dalam mengerjakan kebun.
Desa Lewomuda memiliki 2 dusun, Dusun A dan Dusun B, dihuni 359 jiwa (laki-laki 180 jiwa dan perempuan 179 jiwa) yang tersebar di 99 kepala keluarga. Desa ini ditempuh dalam jarak 30 km dari Larantuka Ibu kota Kabupaten Flores Timur dan 5 km dari ibu kota Kecamatan di Lewokluok. Desa ini berbatasan dengan desa Watotika Ile di sebelah utara, dusun Likutuden (desa Kawalelo) di bagian timur , desa Lewotobi di bagian selatan, dan Lamika di bagian barat.

Komitmen Membangun lembaga Keuangan Mikro
Dalam sosialisasi ini peserta dari unsur masyarakat terbagi dalam 6 kelompok untuk mendiskusikan kemungkinan membangun lembaga keuangan mikro di desa. Diskusi kelompok ini menyepakati 2 pilihan yan sesuai dengan konsep gotongroyong di masyarakat yakni arisan dan usaha bersama simpan pinjam (UB-ARISPA). Hal ini yang menjadi komitmen masyarakat untuk didiskusikan lebih lanjut mengingat di desa ini punya pengalaman mengelola UBSP di masa lalu.
Menurut mama Theresia generang hayon, belasan tahun lalu masyarakat desa lewomuda sudah pernah bergabung dalam kelompok usaha bersama simpan pinjam (UBSP). “Dalam perjalanan, beberapa anggota dan pengurus mulai tidak sadar akan kewajiban mereka mengangsur pinjaman secara teratur setiap bulan.. Hal ini melahirkan gejolak. Akhirnya kelompok UBSP ini tidak berjalan lagi sampai sekarang,” demikian cerita dari mama Theresia Generang Hayon.
Vinsensius Lawe Hayon, Sekretaris Desa Lewomuda mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada Yayasan Pengkajian dan pengembangan Sosial (YPPS) yang telah memilih Desa Lewomuda sebagai salah satu desa program Incident. “ Semoga program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Lewomuda”, demikian kata Sekdes Lewomuda. Ia juga berharap agar masyarakat yang hadir bisa menyimak apa yang di disampaikan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) . Lebih lanjut Sekdes Lewomuda ini menekankan kepada masyarakat bahwa salah satu hal yang penting adalah kesadaran diri masing-masing yang bisa membawa perubahan. ***(Petrus Rikardo Boki Tukan).