Selasa, (26/10/2022) bertempat di Kebun Umum Milik Desa Bugalima, berlangsung kegiatan Seremoni Adat Pembukaan Lahan Baru dan Persiapan Menanam, dihadiri Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Flores Timur bersama Staf, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Adonara Barat bersama Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Kepala Desa Bugalima bersama perangkatnya, Pendamping Desa Pemberdayaan, Pendamping Lokal Desa Bugalima, Field Facilitator Project Incident dan warga Bugalima yang terhimpun dalam 4 Kelompok Tani (Poktan).

Desa Bugalima adalah satu desa di Kecamatan Adonara Barat yang tidak jauh dari Larantuka ibukota Kabupaten Flores Timur. Bisa dijangkaui menggunakan kapal motor penyeberangan ke Adonara, dengan jarak tempuh sekitar 25 menit.
Double Track: Inovasi Menanam Jagung

Eduardus Apenobe, Kepala BPP Kecamatan Adonara Barat, melakukan demonstrasi Pola Tanam Double Track, menjelaskan tata tanam double track merupakan salah satu inovasi yang diterapkan untuk mengimplementasikan tata tanam jagung dengan mengatur jarak tanam dan jumlah benih sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan optimal, dan produksinya akan maksimal dengan jarak tanam 20 cm X 40 cm X 100 cm.
Selanjutnya Kepala BPP Kecamatan Adonara Barat ini menekankan bahwa, pola double track, menanam satu biji per lubang untuk meningkatkan performa pertumbuhan dan produksi sejak perekacambahan hingga pengisian biji, opsi ini di buat atas realitas lapangan di mana dalam satu lubang tanam, ditanam lebih dari empat biji per lubang bahkan di Bugalima ada yang sampai enam biji per lubang. Selain itu tata tanam double track adalah teknik menata persaingan hara, gas karbondioksida dan gas oksigen serta mengatur cahaya matahari antar tanaman.
Dengan cara penataan ruang melalui pola tanam double track ini akan meningkatkan populasi tanaman jagung menjadi 71.000 tanaman/ hektar dibandingkan cara konvensioanl tanam berbaris dengan jarak 80 X 40 CM yang populasi tanaman 66.0000/ hektar.
Sementara itu, menurut Bapak Petrus Asan, salah satu anggota Poktan Tawa Sare, mengatakan bahwa, “Selama ini kami tanam dengan pola yang tidak teratur dan satu lubang kami tanam lima sampai enam biji, berakibat pada hasil pertanian kami tidak maksimal, itu mungkin karena masih kurang pemahaman mengenai teknologi budidaya tanaman jagung, sehingga melalui kegiatan ini kami akan berusaha dan menerapkan pola tanam yang dianjurkan sehingga bisa mencapai target yang ditentukan”.
Yohanes Rikardus B. Tukan, Kepala Desa Bugalima mengucapkan terimakasih kepada semua elemen yang hadir, ke depan Bugalima harus menjadi Desa Lumbung Pangan dan Lumbung Tanaman Holtikultura, Ia berharap partisipasi masyarakat terus digalakkan demi sukseskan program desa mandiri pangan, mari bersama- sama kita membangun Desa Bugalima menjadi lebih baik.***(Penulis: Donatus Kopong Leyn/Editor: Avilla Riwu)