
Dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan program Increasing Resiliene Through Climate Change Adaption & Disaster Risk Reduction In Nusa Tenggara (INCIDENT), yakni masyarakat, otoritas, pemerintah daerah, LSM, dan pemangku kepentingan utama lainnya di kabupaten sasaran secara efektif mempersiapkan, memitigasi dan beradaptasi dengan risiko bencana dan iklim, Kamis (12/1/2023) Tim INCIDENT menuju ke desa Bliko guna mensosialisasikan Ancaman, Bencana, Risiko, Kapasitas, Kerentanan dan Ketahanan serta Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB).
Kegiatan berlangsung di Aula Kantor Desa Bliko, Kecamatan Wotan Ulumado. Dihadiri oleh Januarius Bala Lamablawa, District Project Officer CRS, Matheus Kopong Boro, Kepala Desa Bliko, Rafael Samon Sogen, Tokoh Adat Desa Bliko dan Masyarakat Desa Bliko.
Sosialisasi diawali dengan pemberian materi oleh Field Facilitator INCIDENT, Katharina Koten.
“Kami merasa senang karena yayasan bisa masuk ke sini untuk membentuk kampung siaga bencana” ungkap Helen de Rosari, salah satu peserta sosialisasi.

Pemilihan tim KSB berdasarkan hasil diskusi masyarakat. Selanjutnya nama-nama yang diajukan didiskusikan kembali bersama kepala desa (pembina) dan tokoh adat (pelindung) untuk menentukan siapa yang dapat bertanggung jawab dan sukarela memimpin tim.
Menariknya proses pengangkatan pengurus tim KSB tidak hanya dilakukan secara demokratis namun juga ada pengukuhan secara adat dan koda oleh tokoh adat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan lewo tanah sehingga tim yang sudah terpilih diharapkan dapat mengemban tugas sesuai tanggungjawab yang sudah dipercayakan.
“Harapan saya pengurus yang sudah dibentuk dan kita semua anggota serta seluruh masyarakat kita bergandengan tangan, bekerja dan bergerak bersama-sama menjaga Lewo tanah kita” tegas Kepala Desa Bliko mengakhiri kegiatan sosialisasi. ***(Penulis/Avilla Riwu)