
Budaya bertani di desa Serinuho sulit beradaptasi dengan kondisi iklim saat ini. Pasalnya masyarakat adat serinuho meyakini padi berasal sosok seorang perempuan bernama Tonu wujo. Berdasarkan kepercayaan masyarakat desa Serinuho kec. Wulanggitang kab.Flores timur Tonu wujo merupakan seorang gadis yang merelakan tubuhnya dikorbankan menjadi tanaman padi untuk suadara-sauadanya yang saat itu tengah kelaparan. Dengan demikian sudah menjadi kewajiban ladang desa Serinuho mesti ditanami padi.
Hal ini di ungkapkan oleh salah satu petani peserta kegiatan sosialisasi ketahanan Iklim desa serinuho bapak Robertus Dowo Makin dalam sesi diskusi yang digelar di Aula kantor desa tanggal 04 April 2023. Bapak Petrus mengharapkan perlu adanya penyesuaian pola bertani yang sesuai dengan Iklim dan Cuaca saat ini. Sebagai contoh pemilihan jenis tanaman yg adaptif dengan kondisi hujan yg kurang dan angin yang kencang. Hal ini dibutuhkan pemahaman bersama baik dari Pemerintah desa, Tokoh masyarakat tokoh adat dan petani.
“Sesunggunya kebun mesti ditanami padi sebagai syarat pelaksanaan ritual adat tahunan. Bapak Goris Guru sebagai pemangku adat desa Serinuho menanggapi ajakan dari bapa petrus. Petani boleh menanam tanaman apapun tapi diwajiban ada bagian lahan mesti ditanami padi karena asal usul makanan kita adalah padi.
Secara geografis desa Serinuho memiliki luas wilayah 2.800 Ha. Kira-kira 10 % dari lahan tersebut telah di Kelola oleh petani. Sehingga masih ada 2.500 Ha saat ini dengan status lahan tidur. Pemanfaatan lahan pertanian tahun ini kurang dari satu Ha. Fakta ini tidak senada dengan jumlah petani di desa Serinuho. Berdasarkan keterangan dari bapak Herman Yosep Lado Koten selaku kepala desa Serinuho, jumlah KK di Desa Serinuho sebanyak183 KK. Empat KK diantaranya memiliki pekerjaan sebagai PNS sisanya 179 KK adalah Petani.

“Jumlah masyarakat yang bertani di desa Serinuho semakin berkurang dari tahun ke tahun. Salah satu Faktor penyebabnya adalah hasil pertanian yang tidak mencukupi kebutuhan dalam satu tahun. Hampir setiap tahun selalu ada bencana yang merusak tanaman seperti angin kencang, kekeringan dan hama penyakit” keluh kepala desa. Selain itu menurut kepala desa, Masyarakat cendurung tidak mau Bertani karena adanya Program Pemerintah bantuan social(Bansos). Rata-rata semua KK Petani desa mengakses bansos diantara BLT, PKH, Sembako, dan BPNT.
Situasi demikian mendorong Pemerintah desa khususnya kepala desa merasa perlu membangun ketahanan masyarakat melalui pertanian. Dalam rancangannya, Kegiatan Sosialisasi Ketahanan Iklim merupakan kegiatan pertama. Terdapat dua Narasumber pada Sosialisasi ini yaitu dari Balai Penyuluh Pertanian Konga selaku pemateri tentang ubi kayu sebagai salah satu tanaman adaptif Kekeringan. Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) hadir membawakan materi tentang Pertanian Adaptif Iklim.

Desa serinuho merupakan salah satu desa dampingan YPPS sejak tahun 2013. Tahun lalu YPPS mengikutsertakan desa Serinuho dalam kegiatan Lokakarya integrasi Isu ketahan Iklim kedalam APBDes. Dari lokakrya tersebut tahun ini Pemerintah desa menganggarkan kegiatan pertanian sebagai mata penghidupan berketahanan iklim kedalam rencana kegiatannya dengan target membuka tiga hamparan lahan tidur yang lama tidak dimanfaatkan.
Kegiatan yang mengadirkan 73 peserta petani perempuan dan laki-laki ini menyepakati beberapa Rencana Tindak Lanjut bersama diantaranya; (1) Pertemuan Desa untuk konsolidasi Kelompok Tani, (2) Pengesahan Kelompok tani Oleh desa, (3) pengukuhan Kelompok tani oleh Dinas Pertanian, (4) Penetapan/ Pembagian Lahan ke kelompok tani secara adat bersamaan dengan ritual adat syukuran pasca panen tahunan, (5) Pengerjaan diawali dengan Pembukaan lahan dalam bulan Juni. *SP. Pati Hokor/Ypps*