Penulis: Fr. Apong Boruk, Calon Imam Projo Keuskupan Larantuka, Mahasiswa Prodi Filsafat Semester 7 IFTK Ledalero

Kuliah lapang pada pekan ketiga dimulai dengan kunjungan ke rumah-rumah adat. Sebelum berangkat, kami diberi penjelasan singkat terkait topik wawancara. Kelompok kami terdiri atas Bapak Aron, Feby, Elbatara dan saya sendiri (Apong Boruk Khan). Kami diterima dengan sangat baik di rumah adat Suku Lanang. Di sana kami bertemu dengan para pemangku adat dalam rumah adat tersebut, yakni Petrus Pati Lanang, Marianus Ola Lanang dan Elias Lanang sebagai kepala suku.
Hadir juga keluarga-keluarga suku Lanang yang diundang ke rumah adat hari ini. Proses wawancara berjalan dengan lancar dan memakan waktu hampir 3 jam. Poin pertanyaan kami berkaitan dengan sejarah suku, hak dan peran, silsilah anak sulung, dan tata perkawinan adat. Namun ada juga ketegangan dalam wawancara karena pertanyaan-pertanyaan kami berkaitan langsung dengan inti hidup warga suku Lanang yang menjaga rumah adat.
Sesudah makan siang, Bang Rasyid meminta kami untuk mengunduh aplikasi ODK Collect. Aplikasi ini akan dipakai untuk mengunduh serta mengisi formulir data keluarga yang diperoleh. Setelah itu, kami mengadakan simulasi proses wawancara dengan kepala keluarga di ruang kelas. Saya berperan sebagai mahasiswa yang mengadakan wawancara dan Jois Tukan serta Anfrida berperan sebagai orang tua yang diwawancarai.
Kemudian, Bang Rasyid membagi beberapa tautan terkait form data keluarga dan data pangan. Kami disuruh untuk mengaksesnya dan berlatih mengunggah data ini pada google drive. Saya dan Elbatara berhasil menyelesaikan praktik ini lebih dahulu dan bisa menampilkannya di depan kelas. Syukurlah form yang kami buat dan kami isi dapat dibaca pada komputer server.
Pada hari Selasa pekan kedua bersama Bang Rasyid, kami memulai kelas dengan menari bersama. Lagu yang diputar adalah “Maju mundur” dan “Sinanggar Tullo”. Bang Rasyid turut menari dan tertawa bersama kami pagi ini. Sukacita pagi ini memberi kekuatan bagi kami untuk menyelesaikan tugas kelas sepanjang hari ini. Adapun makanan yang kami nikmati hari ini disediakan oleh orang tua dari Pokja 2.
Waktu prekem/snack pagi, mereka menyedikan kue mangkok yang terbuat dari ubi kayu. Anggota Pokja 2 hadir melayani kami dengan berseragam hijau milik kelompok. Setelah prekem, kami diberi waktu untuk membuat polygon yang ada pada citra satelit Posiwatu. Kami dibagi ke dalam tiga kelompok yakni kelompok yang bertugas merapikan polygon rumah dan gedung, serta kelompok yang bertugas membuat polygon pemanfaatan lahan.
Kelompok kami membuat polygon bagian selatan dari Desa Posiwatu. Ini adalah polygon terbesar sehingga anggota kami terdiri atas 7 orang dengan anggotanya adalah Elfrid, Fonsi, Klaus, Apong, Bapak Aron, Bapak Anis, Rio. Pada sore hari, kami memulai pekerjaan baru yakni membuat peta Desa Posiwatu dengan tipe gambar timbul 3 dimensi. Karya itu dimulai dengan menyambungkan potongan-potongan peta seluruh wilayah desa yang dicetak. Beberapa dari kami memotong karton dan yang lainnya merapikan peta yang ada.
Pada hari ketiga, kami mengawali perkuliahan dengan mendata tugas serta target beberapa hari ke depan. Ada poin-poin yang harus kami selesaikan sebelum Bang Rasyid meninggalkan kami, yakni peta 3D, pelatihan menggunakan drone, pembuatan kontur, dan analisis data. Daftar tugas ini memacu kami untuk lebih serius dalam bekerja. Setelah itu kami belajar membuat kontur pada peta Posiwatu. Pada tema ini Bang Rasyid mengajarkan kami banyak hal. Pertama, cara mengubah polygon ke model line, kemudian cara menutup polygon luar wilayah desa supaya yang tampak hanya polygon Posiwatu.
Kedua, membuat kontur dimulai dengan memasukkan peta NTT versi DEM (Digital Elevation Model). Setelah itu barulah kami membuat kontur Desa Posiwatu dengan jarak tertentu. Kami merasa sangat bangga karena bisa mengikuti pelajaran ini. Langkah-langkahnya memang tidak sedikit tetapi hasilnya membuat kami melebarkan senyum tanda bangga. Setelah makan siang, kami melanjutkan pekerjaan terkait peta 3 dimensi. Pada tahap ini, kami memasang tiang dan tripleks bagian atas peta Desa Posiwatu dengan ketinggian yang berbeda untuk setiap bagiannya. Pekerjaan ini diarahkan oleh Bang Rasyid dan dilaksanakan oleh mahasiswa dan mentor lokal.
Pada pukul 16.45, kami beramai-ramai ke lapangan sepak bola desa Posiwatu untuk belajar menggunakan drone. Kami semua diwajibkan untuk mengetahui cara menggunakan drone ini. Penggunaan drone dalam pangkalan data sangatlah penting karena informasi yang kita muat harus berdasarkan potret desa yang termutakhir. Nanti kami akan menggunakan drone ini untuk memotret seluruh wilayah Desa Posiwatu dan menjahitnya menjadi satu bagian yang utuh. Seluruh peserta SLKB sangat antusias mengikuti pelajaran ini. Anak-anak kecil yang sedang berolahraga di lapangan juga turut memperhatikan kami dan drone yang sedang diterbangkan.
Kegiatan kami hari keempat masih berkaitan dengan peta 3D. Beramai-ramai kami melapisi permukaan tripleks pada peta Posiwatu dengan kardus. Kami memotong kardus dan menempelkannya pada bagian-bagian peta sesuai ketinggiannya masing-masing. Pekerjaan ini cukup lama sehingga memakan waktu berjam-jam. Kemudian pada hari kelima, kami bergabung bersama masyarakat untuk mengadakan bakti sosial. Lokasi bakti hari ini adalah jalur mata air Waimer.
Kami menyusuri jalur ini dari kali yang ada di tengah kampung sampai ke mata air. Masyarakat yang ikut bekerja membawa parang dan sapu lidi untuk membersihkan sampah yang ada di sepanjang kali. Kami mendapati kali sedang tidak berair karena mata air Waimer hanya mengeluarkan air pada musim hujan. Saya juga menanam sebuah kelapa di sebelah kanan mata air dan berharap terus tumbuh serta berbuah. Waktu pulang kami membawa beberapa potong bambu untuk digunakan sebagai tempat duduk.
Setelah dari mata air, kami kembali ke rumah masing-masing dan menikmati sarapan bersama keluarga asuh. Pelajaran kami di kelas baru dimulai setelah prekem, yakni membuat layout peta. Peta Posiwatu yang sudah jadi dalam aplikasi QGIS akan dimasukkan ke dalam aplikasi google mapper dan diedit dengan menambahkan skala, legenda, titik koordinat dan sebagainya seperti pada peta umum yang kita ketahui. Di sini kami menjumpai peta Posiwatu yang hampir lengkap dengan informasi tambahannya. Peta ini nantinya dilengkapi dengan data lapangan yang akan kami gali sesudah pelajaran bersama Bang Rasyid. Data itu terutama berkaitan dengan pangan lokal yang ada di Posiwatu.
Proses kelas SLKB Posiwatu
Akhir pekan perkuliahan ini adalah kesempatan yang istimewa karena kami berkunjung ke kampung lama dan mendaki bukit. Dari pagi hingga siang kami berada di kebun dan bukit dekat perkampungan Posiwatu. Kampung lama yang kami kunjungi adalah Waimer dan Keuor. Di sana kami mengambil data terkait TDS (Total Dissolved Solid) air serta PH (Potential Hydrogen) air dan tanah. Tes TDS bertujuan untuk mengetahui jumlah partikel yang ada dalam air yang digunakan oleh masyarakat Posiwatu. Sementara PH bertujuan mengetahui derajat keasaman yang ada dalam air maupun tanah. Air yang dites ini diambil dari sumur dekat desa dan hasilnya baik untuk dikonsumsi.
Kami juga mengambil titik dan jejak wilayah serta mewawancarai beberapa narasumber yang bersama kami terkait tempat-tempat yang kami kunjungi. Tentu saja tema pangan tetap digali juga. Sebelum mendaki bukit yang lebih tinggi, kami menikmati kelapa muda yang disediakan oleh mentor lokal. Pendakian ke bukit yang disebut Dua sungguh melelahkan. Di sana kami menjumpai sebuah lahan yang baru saja dibuka. Di ketinggian itu, Bang Rasyid dan beberapa teman lainnya menerbangkan drone untuk mengambil video dan foto lokasi perkebunan Posiwatu. Kami berkumpul kembali di Poskesdes/ruang kelas setelah makan malam. Di sini kami membicarakan rencana tindak lanjut setelah pelajaran bersama Bang Rasyid. Ada banyak hal yang kami diskusikan terkhusus tugas-tugas untuk mengumpulkan data. Bang Rasyid menitipkan banyak pesan serta kesan untuk kami dalam kaitan dengan tugas pangkalan data.
Pada hari Minggu Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya, panitia HUT RI ke 78 tingkat Desa Posiwatu mengadakan pembukaan kegiatan pertandingan volly dan perlombaan bersama seluruh warga. Peserta SLKB diberi kepercayaan untuk membentuk satu tim dalam pertandingan volly. Walaupun hampir semua kami kurang mampu bermain bola volly, tetapi kami tetapi menerima kepercayaan ini dan turut hadir menghibur masyarakat Posiwatu.
Malam harinya, kami berkumpul di ruang kelas untuk mengadakan perpisahan dengan Abang Rasyid. Sudah dua minggu Bang Rasyid ada bersama kami di kelas Posiwatu dan memberikan banyak pelajaran bagi kami. Kami mendapat pendampingan yang sangat akrab dari guru Rasyid. Kami bersyukur untuk kesempatan bersamanya dan berharap agar tugas pangkalan data SLKB Posiwatu dapat diselesaikan dengan baik. Kami semakin senang karena Bang Rasyid masih membuka ruang diskusi bersamanya dalam tugas-tugas ke depannya lewat telephone atau wa. Terima kasih Bang Rasyid untuk kesempatan ini. Semoga tugas Abang sebagai pendamping dapat terus terlaksana dengan baik. Amin dan sayonara Guru.*
Sumber: Pojok Nusa
